Telur Burung Unta

Telur Burung Unta

An Naazi´aat (79) ayat 30,

“Dan Bumi sudah itu dihamparkannya”

Pendapat yang sering dipegang erat2 oleh mereka yang meyakini bumi bulat adalah pendapat Dr. Zakir Naik. Menurutnya, dalam bahasa Arab kata “Dahaha ” ( ﺩَﺣَﻯٰﻬَﺎٓ ) yang di dalam tafsir berarti “hamparan” berasal dari kata “ Duhya ” yang juga bisa berarti sebuah telur. Ia mengatakan bahwa bumi itu tidak berbentuk bulat sempurna melainkan bulat gepeng dan mengembung ditengah (oblate).

Hal ini sama persis seperti yang dikatakan Prof Neil deGrasse Tyson yang merupakan Ilmuan selebriti buatan NASA, video2 nya banyak bertebaran di youtube. Menurut Dr Zakir Naik, kata “duhya ” bukan berarti telur pada umumnya, namun lebih spesifik seperti telur burung unta.

Dalam penjelasannya, Dr Naik Zakir masih menggunakan asumsi bumi bulat untuk menjelaskan terjadinya siang dan malam, yang tentunya asumsi dasar tsb akan sangat mempengaruhi kesimpulan beliau. Pada saat ia menjelaskan surat Az Zumar(39) ayat 5, kata “ Kowara ” yang artinya menggulung dimaknai membentuk suatu bulatan. Sehingga ia mengatakan kalo siang dam malam hanya mungkin terjadi kalo bumi bulat. So, dalam pemahaman beliau, bumi berotasi dan berevolusi terhadap matahari.

Padahal, bumi itu diam, dan justru matahari lah yang berevolusi tehadap bumi seperti yang diterangkan dalam Qur'an dan hadits dan juga di kemukakan oleh banyak ulama semisal Syaikh Abdul Azeez ibn Abdullah ibn Baz dan Syaikh Saleh Al Fawzan.

Sebenarnya kata “Kowara” atau menggulung itu juga bisa diaplikasikan di teori bumi datar yang bentuknya juga lingkaran.

Kata “Dahaha“( ﺩَﺣَﻯٰﻬَﺎٓ ) tidaklah berarti membuat sesuatu yang berbentuk telur burung unta. Dalam teks-teks klasik islam tidak pernah ada yang mendukung definisi itu, tak akan pernah ditemukan dalam kitab tafsir manapun bahwa yang dimaksud kata tsb adalah burung unta. “Dahaa ” dalam bahasa Arab klasik berarti “Menghamparkan” atau “Meluaskan”. Itulah artinya secara umum.

Penjelasan2 tsb bisa kita dapatkan dari mereka yang tentunya sangat faham bahasa Arab, yang kesehariannya pun berbahasa Arab, bisa disimak disini https://m.youtube.com/watch?v=X0iLwbp8lCs

Dalam video tsb kita temukan, bahwa untuk memahami bahasa Arab dengan baik adalah dengan cara memahami bagaimana orang Arab kuno menggunakan kata itu. Orang arab kuno menggunakan kata “ Dahaa ” untuk menjelaskan tindakan seekor burung unta dalam mempersiapkan sarangnya di tanah.

Habitat tinggal burung unta tanahnya sangat keras. Maka burung unta perlu mempersiapkan sarang dengan cara melembutkan tanah itu dengan paruh dan kakinya sebelum telur di letakan.

Maka dalam Qur'an digunakan kata “Dahaa” untuk menjelaskan persiapan Nya dalam menciptakan bumi untuk umat manusia dan makhluk hidup lainnya.

-

Jangan percaya yang saya tuliskan, silahkan melakukan research sendiri benar tidaknya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hukum Tahlilan

Sejarah Tahlilan di Nusantara