Jangan Salahkan Al Qur'an jika Tidak Sesuai Akal
Ketika ada yang menuliskan Ayat-ayat Qur'an masih saja ada yang berdalih,
"Jangan sembarangan menafsirkan, memang kamu ahli tafsir, hanya ulama yang berhak menafsirkan.." dst.
Ok, misal gini, kalau ada rekan anda melihat anda memakan babi dan dia membacakan Ayat haramnya makan babi, apa anda akan terus berdalih "jangan menafsirkan sembarangan, kamu bukan ulama" (??)
-
Tapi disisi lain.. Menghamparkan di tafsirkan telur. Membentang, hamparan, dihamparkan seperti karpet, tetap saja dianggap arti dan maknanya BULAT.
Begitu saja terus sampai unta masuk ke lubang jarum.
Jangan salahkan Al-Quran jika tidak sesuai dengan keinginan anda.
Dimana mana, kalo ngukur panjang kayu, kayu harus ikut meteran. Kalo kayu kepanjangan, ya kayunya yang dipotong. Bukan meteran ikut kayu, kalo kayu kependekan meterannya yang dipotong.
Begitu juga dalam mengukur kebenaran, maka akal harus ikut firman Allah, jangan dibalik, Qur'an disuruh ngikut akal.
-
Kami dengar dan kami taat
"Jangan sembarangan menafsirkan, memang kamu ahli tafsir, hanya ulama yang berhak menafsirkan.." dst.
Ok, misal gini, kalau ada rekan anda melihat anda memakan babi dan dia membacakan Ayat haramnya makan babi, apa anda akan terus berdalih "jangan menafsirkan sembarangan, kamu bukan ulama" (??)
-
Tapi disisi lain.. Menghamparkan di tafsirkan telur. Membentang, hamparan, dihamparkan seperti karpet, tetap saja dianggap arti dan maknanya BULAT.
Begitu saja terus sampai unta masuk ke lubang jarum.
Jangan salahkan Al-Quran jika tidak sesuai dengan keinginan anda.
Dimana mana, kalo ngukur panjang kayu, kayu harus ikut meteran. Kalo kayu kepanjangan, ya kayunya yang dipotong. Bukan meteran ikut kayu, kalo kayu kependekan meterannya yang dipotong.
Begitu juga dalam mengukur kebenaran, maka akal harus ikut firman Allah, jangan dibalik, Qur'an disuruh ngikut akal.
-
Kami dengar dan kami taat
Komentar
Posting Komentar