Matahari Mengelilingi Bumi

Bumi berputar-putar dan beredar mengelilingi Matahari, atau Bumi diam dan justru Matahari yang Mengelilingi Bumi ??

Sejak di bangku sekolah, kita semua sudah dijejali dengan teori2 yang di klaim sebagai sains modern, yakni teori bahwa bumi mengelilingi matahari.

Maka kita semua pun meyakini ini sebagai kebenaran melebihi apapun, jika ada yang mengatakan kebalikannya pasti akan langsung dianggap bodoh. Coba saja, jangan kan dulu, sekarang saja, jika (misal) ada anak sekolahan yang ketika ujian lantas ada pertanyaan mengenai hal ini dan ia pun menjawab "bumi diam dan matahari yang mengelilingi bumi" , pasti jawabannya tsb akan dianggap salah, nilai ujiannya jeblok, dan ia pun dianggap bodoh.

Tidak hanya di dunia pendidikan, di kehidupan bermasyarakat pun jika ada pendapat yang berlawanan dengan keyakinan mayoritas seperti ini maka akan jadi bahan tertawakan. Yang mana keyakinan bumi mengelilingi matahari Ini juga adalah salah satu pondasi utama yang di pegang erat dalam teori GE di seluruh dunia.

Dan semua pasti tahu lah siapa pelopor teori tsb di era modern ini, siapa lagi kalo bukan nasa dan para scientists ciptaan mereka.

Ya sudahlah, terlepas dari itu semua, lantas bagaimana sih pandangan Islam mengenai hal ini?? Bumi yang mengelilingi matahari, atau kah justru bumi diam dan matahari lah yang mengelilingi bumi ??

Saya disini sama sekali tidak mengajak siapapun untuk anti thd sains, tapi perlu diingat bahwa dalam Islam, kita ada para ulama sebagai panutan, kita ada Qur'an dan Sunnah sebagai pedoman. Dan jika ada kontradiksi antara sains dan agama, tentunya Qur'an dan sunnah lah yang kita pegang.

Mau suka atau tidak, mau cocok atau tidak dengan sains, mau masuk akal atau tidak, tetap Qur'an dan Sunnah yang kita pegang sebagai kebenaran.

-

Dan ternyata, teori bumi mengelilingi matahari yang dianggap sains modern tsb sangat bertentangan dengan pendapat para ulama Sunnah dan keterangan di dalam Al Quran dan As Sunnah.

Firman Allah,

ﻭَﺍﻟﺸَّﻤْﺲُ ﺗَﺠْﺮِﻱ ﻟِﻤُﺴْﺘَﻘَﺮٍّ ﻟَّﻬَﺎ ﺫَﻟِﻚَ ﺗَﻘْﺪِﻳﺮُ ﺍﻟْﻌَﺰِﻳﺰِ ﺍﻟْﻌَﻠِﻴﻢِ

“Dan matahari berjalan ditempat peredarannya. Demikianlah ketetapan (Allah) yang Maha Perkasa lagi Maha mengetahui.” [QS. Yasin:38]

Yang dimaksud peredaran matahari disini adalah peredaran yang menyebabkan terjadinya siang dan malam, sebagaimana dijelaskan dalam bayak hadits.

Imam Ahmad meriwayatkan, bahwasanya Abu Dzarr radhiallahu anhu berkata,

“Aku bersama Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam di dalam masjid ketika matahari terbenam. Lalu Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, ‘Hai Abu Dzarr, apakah engkau tahu kemana perginya matahari?’ Aku menjawab: ‘Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.’ Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda; ‘Dia pergi, hingga sujud di hadapan Rabb-nya ‘azza wa jalla untuk meminta izin kembali. Lalu dia diizinkan seakan dikatakan kepadanya: ‘Kembalilah dari mana engkau datang. Lalu dia kembali ke tempat terbitnya dan itulah tempat peredarannya.’ Kemudian, beliau membaca, ‘Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. (QS. Yasin:38)” [Tafsir Ibu katsir, disebutkan dalam banyak redaksi hadits]

Juga disebutkan dalam banyak ayat yang lain, seperti,

ﻟَّﺬِﻱ ﺧَﻠَﻖَ ﺍﻟﻠَّﻴْﻞَ ﻭَﺍﻟﻨَّﻬَﺎﺭَ ﻭَﺍﻟﺸَّﻤْﺲَ ﻭَﺍﻟْﻘَﻤَﺮَ ۖ ﻛُﻞٌّ ﻓِﻲ ﻓَﻠَﻚٍ ﻳَﺴْﺒَﺤُﻮﻥَ

“Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya.” [QS. Al-Anbiya’:33]

Ibnu Abbas radhiallahu anhu berkata,

”Berputar dalam suatu garis peredaran seperti alat pemintal”. (Tafsir ini terkenal dari beliau).

Mengenai bumi diam dan tidak berotasi, Firman Allah,

… ﺃَﻣَّﻦْ ﺟَﻌَﻞَ ﺍﻷﺭْﺽَ ﻗَﺮَﺍﺭًﺍ

“Atau siapakah yang telah menjadikan bumi sebagai tempat berdiam…” [QS. An Naml:61]

Yakni tempat menetap yang kokoh, tenang, tidak bergerak serta tidak bergoyang mengguncangkan penduduknya, tidak pula menggetarkan mereka. Karena sesungguhnya andaikata bumi selalu berguncang dan bergetar, tentulah tidak akan enak hidup di bumi dan tidak layak untuk kehidupan.
Bahkan tidaklah demikian Allah menjadikan bumi sebagai karunia dan rahmat-Nya menghampar lagi tetap, tidak bergetar dan tidak bergerak. [Tafsir Ibnu Katsir]

Ini adalah petunjuk bahwa sangkaan sebagian orang bahwa bumi ini berotasi dan berevolusi adalah tidak sesuai dengan realitas ayat diatas.

Bagaimana mungkin bumi berotasi tanpa kita rasakan, sementara gempa sedikit saja kita sudah panik??

Bumi tidak berotasi juga merupakan konsekuensi ayat-ayat tentang terjadinya siang dan malam yang sudah disebutkan di awal, yakni karena peredaran matahari.

Hal ini juga dikuatkan oleh beberapa hadits berikut :

1. Kisah Nabi Yusya Alaihi salam

Disebutkan sejarahnya oleh Nabi Muhammad -Shallallahu alaihi wa sallam- sebagaimana dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhoriy dalam kitab Shohih-nya dan Imam Muslim juga dalam kitab Shohih-nya bahwa ketika Nabi Yusya’ hendak melakukan jihad melawan kaum kafir yang menguasai Baitul Maqdis, maka ia memberikan nasihat kepada semua pasukannya.

Kemudian beliau pun melakukan perjalanan dalam memerangi kaum kafir.
Ketika beliau melihat perang belum usai, sedang matahari hampir tenggelam, maka ia pun memohon kepada Allah agar matahari ditahan.

Akhirnya, Allah -Azza wa Jalla- menahan matahari sampai Nabi Yusya’ menyelesaikan perang dan mengalahkan kaum kafir.

Rasulullah -Shallallahu alaihi wa sallam- bersabda,

ﺇِﻥَّ ﺍﻟﺸَّﻤْﺲَ ﻟَﻢْ ﺗُﺤْﺒَﺲْ ﻟِﺒَﺸَﺮٍ ﺇِﻟَّﺎ ﻟِﻴُﻮﺷَﻊَ ﻟَﻴَﺎﻟِﻲَ ﺳَﺎﺭَ ﺇِﻟَﻰ ﺑَﻴْﺖِ ﺍﻟْﻤَﻘْﺪِﺱِ

“Sesungguhnya matahari tak pernah ditahan untuk seorang manusia pun, selain untuk Nabi Yusya’ di hari beliau melakukan perjalanan menuju Baitul Maqdis”. [HR. Ahmad dalam Al-Musnad (2/325) dari Abu Hurairah. Hadits ini di-shohih-kan oleh Syaikh Al-Albaniy dalam Ash-Shohihah (no. 202)]

Perhatikan dalam kisah diatas, apa yang berhenti?? Matahari, bukan rotasi bumi.

Andaikan rotasi yang berhenti, tentulah waktu itu semua yang ada di muka bumi akan berantakan karena momentum inersia yang berhenti mendadak.
Buktinya semua orang waktu itu baik-baik saja. Berarti rotasi bumi tidak ada.

2. Baitul Makmur

At-Thabari juga menyebutkan riwayat yang mursal dari Qatadah (ulama tabi’in), beliau mengatakan,

Sampai kepada kami informasi bahwa satu hari, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda di hadapan para sahabatnya, “Tahukah kalian, apa itu Baitul Makmur?” jawab beliau, “Allah dan Rasul-Nya yang paling tahu.” Lalu beliau menjelaskan, “Baitul Makmur adalah bangunan masjid di langit, tepat di bawahnya adalah Ka’bah. Andai masjid ini jatuh, dia akan jatuh di atas Ka’bah.” (Tafsir at-Thabari 22/456. Riwayat ini juga dikutip Ibnu Katsir dalam Tafsirnya, 7/429).

Dalam Silsilah as-Shahihah dinyatakan,
Kesimpulan keterangan bahwa tambahan riwayat ‘sejajar dengan Ka’bah’ statusnya shahih, dengan gabungan semua jalur periwayatannya. (as-Silsilah as-Shahihah, 1/476).

Perhatikan, dimana posisi baitul makmur andaikan jatuh? tepat diatas kabah!
Jika bumi ini berputar-putar, bagaimana bisa tepat diatas kabah?

Berarti bumi ini diam, tidak berotasi, juga tidak berevolusi.

-

Mungkin akan ada haters yang nyeletuk,

"Emang ente siapa, ulama bukan ustadz bukan lancang bahas Qur'an?! Bahaya nih kalo ada orang bodoh bicara agama."

OK, sekarang kita lihat bagaimana pendapat para tentang Ulama tentang Diamnya Bumi dan Beredarnya Matahari.

Ternyata, tidak ada ulama salaf yang menyelisihi hal ini, sebagaimana pernyataan mereka berikut :

Berkata ‘Abdul Qohir Al-Baghdadi -semoga Alloh merahmatinya-:

“Dan mereka sepakat tentang berhentinya bumi, dan tenangnya. Dan bergeraknya terjadi karena adanya sebab seperti gempa atau semisalnya.” [lihat “Al-Farq bainal Firoq” (hal.318)]

Berkata Al-Qurthubi -semoga Alloh merahmatinya-:

“Dan yang di pegang oleh kaum muslimin dan Ahlul Kitab adalah perkataan bahwasanya berhentinya bumi serta terbentangnya. Dan bergeraknya di karenakan pada saat adanya gempa bumi.” [lihat Tafsir Al-Qurthubi pada surat Ar-Ro’d:3]

Berkata Asy-Syaikh At-Tuwaijiri -semoga Alloh merahmatinya-:

“Dan ini jelas tentang hikayat Ijma’ dari Muslimin dan Ahlul Kitab tentang tetapnya bumi dan diamnya.” [lihat “Ash-Showa’iq Asy-Syadidah” (hal.54)]

Berkata Asy-Syaikh Muhammad bin Ibrohim Alu Syaikh -semoga Alloh menjaganya-:

“Dan perkataan bahwa bergeraknya bumi adalah bathil, karena perkataan tersebut hampir-hampir tidak ada dalil satu pun yang bisa di terima…” [lihat “Fatawa wa Rosa’il Muhammad bin Ibrohim Alu Syaikh” (13/99)]

Berkata Asy-Syaikh Bin Baz -semoga Alloh merahmatinya-:

“Adapun berputarnya bumi, aku telah mengingkari dan menjelaskan dalil-dalilnya tentang batalnya hal tersebut…” [Majmu’ Fatawa Ibnu Baz” (9/228)]

Berkata Syaikh Muhammad bin Shalih Utsaimin -semoga Alloh merahmatinya-:

“Dhahirnya dalil-dalil syar’i menetapkan bahwa mataharilah yang berputar mengelilingi bumi dan dengan perputarannya itulah menyebabkan terjadinya pergantian siang dan malam di permukaan bumi, tidak ada hak bagi kita untuk melewati dhahirnya dalil-dalil ini kecuali dengan dalil yang lebih kuat dari hal itu yang memberi peluang bagi kita untuk menakwilkan dari dhahirnya. [Majmu Fatawa Arkanul Islam]

Berkata Asy-Syaikh Sholih Al-Fauzan -semogag Alloh menjaganya-:

“Alloh telah mengabarkan bahwasanya bumi ini diam dan matahari berputar…” [“I’anatul Mustafid” (4/86)]

-

Jadi sudah jelas bahwa BUMI DIAM dan MATAHARI MENGELILINGI BUMI. Ini adalah ketetapan syar’i yang tidak bisa dipungkiri.

Semoga Allah senantiasa mengokohkan kita diatas AlQuran dan Sunnah

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hukum Tahlilan

Sejarah Tahlilan di Nusantara