Update Status
Lama.. Kadang sampai mengerutkan dahi, bertahan statis di depan komputer/hp, mencoba mencari kalimat terbaik untuk update status terbaru.
Klik !! Sudah posting.
Nunggu lagi. Statis agak lama sembari melihat-lihat wall berjalan di samping kanan layarnya.
Ting tong !! Ada notifikasi masuk.
Sumringah dia. Ada yang nge-like : Satu, dua, tiga.. Wuih ratusan !!
Ting tong lagi. Eeh, ada yang komen !!
Respon komen dulu ah.
Eits ada yang ngeshare, banyak lagi !! Keren. Buka dulu ah. Siapa aja yang ngeshare yaa ??
Terus, terus, dan teruuss seperti itu..
Keikhlasan benar-benar mudah diucapkan, namun teramat sangat sulit dilakukan.
Maaf, bukannya saya mengajak anda-anda berhenti update status , tidak. Silahkan saja. Karna, walaupun cuma status, artikel, ato apalah namanya , namun kalo itu memang mengajak pada kebaikan, maka itu termasuk amar makruf nahi munkar. Tapi, janganlah kita tidak disibukkan dengan pertanyaan2 :
"Sudah berapa ya yang ngelike statusku ??"
"Berapa banyak n siapa aja yang ngeshare statusku ??"
"Siapa aja ya yang komen statusku ??"
Dan pertanyaan2 semisalnya..
Ada yang menasehatkan : "Salah satu tips untuk ikhlas (ketika update status) adalah.. Pergi dan lupakan.."
"Nasehat yang bagus" Walau pun tak sepenuhnya saya setuju. Karna, mungkin saja ada syubhat dalam komen yang perlu kita luruskan, ataupun mungkin juga pertanyaan yang perlu jawaban.
Intinya, jangan jadikan "pujian" menjadi tujuan dalam status kita, entah itu berupa banyaknya "like, komen, share, dll.." Ataupun berupa pujian secara langsung. Jangan, bukan itu tujuan kita.
"Tapi kan... Seneng banget kalo banyak yang suka statusku.."
Iya,.. Siapa sih yang gak seneng kalo statusnya dipuji ?? Apalagi yang "ngelike" sampai ratusan - ribuan.
Tapi ingat, kalo niat kita update status cuma pengen banyak yang "ngelike" Maka hanya itulah yang kita dapat.
Tapi kalo niat kita adalah untuk mendapat ridha Allaah Ta'ala. Yakni untuk mengajak pada kebaikan, saling mengingatkan dan mensehati dalam kebaikan, InsyaAllaah ada pahalanya.
Mudah-mudahan status ini bisa menjadi perenungan, khususnya perenunguan bagi saya pribadi.
Baraakallaahu fiikum.
Klik !! Sudah posting.
Nunggu lagi. Statis agak lama sembari melihat-lihat wall berjalan di samping kanan layarnya.
Ting tong !! Ada notifikasi masuk.
Sumringah dia. Ada yang nge-like : Satu, dua, tiga.. Wuih ratusan !!
Ting tong lagi. Eeh, ada yang komen !!
Respon komen dulu ah.
Eits ada yang ngeshare, banyak lagi !! Keren. Buka dulu ah. Siapa aja yang ngeshare yaa ??
Terus, terus, dan teruuss seperti itu..
Keikhlasan benar-benar mudah diucapkan, namun teramat sangat sulit dilakukan.
Maaf, bukannya saya mengajak anda-anda berhenti update status , tidak. Silahkan saja. Karna, walaupun cuma status, artikel, ato apalah namanya , namun kalo itu memang mengajak pada kebaikan, maka itu termasuk amar makruf nahi munkar. Tapi, janganlah kita tidak disibukkan dengan pertanyaan2 :
"Sudah berapa ya yang ngelike statusku ??"
"Berapa banyak n siapa aja yang ngeshare statusku ??"
"Siapa aja ya yang komen statusku ??"
Dan pertanyaan2 semisalnya..
Ada yang menasehatkan : "Salah satu tips untuk ikhlas (ketika update status) adalah.. Pergi dan lupakan.."
"Nasehat yang bagus" Walau pun tak sepenuhnya saya setuju. Karna, mungkin saja ada syubhat dalam komen yang perlu kita luruskan, ataupun mungkin juga pertanyaan yang perlu jawaban.
Intinya, jangan jadikan "pujian" menjadi tujuan dalam status kita, entah itu berupa banyaknya "like, komen, share, dll.." Ataupun berupa pujian secara langsung. Jangan, bukan itu tujuan kita.
"Tapi kan... Seneng banget kalo banyak yang suka statusku.."
Iya,.. Siapa sih yang gak seneng kalo statusnya dipuji ?? Apalagi yang "ngelike" sampai ratusan - ribuan.
Tapi ingat, kalo niat kita update status cuma pengen banyak yang "ngelike" Maka hanya itulah yang kita dapat.
Tapi kalo niat kita adalah untuk mendapat ridha Allaah Ta'ala. Yakni untuk mengajak pada kebaikan, saling mengingatkan dan mensehati dalam kebaikan, InsyaAllaah ada pahalanya.
Mudah-mudahan status ini bisa menjadi perenungan, khususnya perenunguan bagi saya pribadi.
Baraakallaahu fiikum.
Komentar
Posting Komentar