Bulan Suro
Wong Jowo bilangnya "Bulan Suro" , gara2 kebanyakan ilat ndeso agak sulit melafalkan istilah Arab dengan benar, dinamai Suro karena di bulan Muharram ada satu hari yang bersejarah, yakni tgl 10 Muharram. Tgl ke-10 bahasa Arabnya ‘Asyuro, maka untuk menandai bulan ini, wong Jowo menamainya dengan nama sasi (bulan) Suro.
Biasanya, suasana pergantian tahun diwarnai dengan kemeriahan dan gegap gempita penuh harap dan kegembiraan. Tapi rupanya tak demikian dgn suasana Tahun Baru Hijriyah ini, yang ada malah suasana penuh keangkeran, wingit, mencekam, dan beraroma tahayul yang sedemikian kental.
Bulan Suro, justru identik dengan mitos seputar Nyi Roro Kidul, si Danyang Ratu Pantai Selatan, dan cerita2 horor lainnya. Maka jangan heran kalo sepanjang bulan ini sebagian besar masyarakat gak ada yang berani ngadakan hajatan, salah satu alasannya ya itu tadi, karena takut sama si Danyang segoro kudul.
Lantas bermunculanlah pamali, tahayul, dan khurafat2 mbuh ra ruh yang sangat merusak tatanan syari'at dan akal sehat, namun dipegang erat2 oleh khalayak ramai yg konon cerdas, dipegang erat bagaikan 4 balon yg belum meletus di lagu "Balonku Ada Lima"
Kita ambil bbrp contoh nyata disekitar kita :
◾Di Solo, tahun baru Hijriyah diwarnai dengan Parade Thawaf Kebo Bule Kyai Slamet, yang telah ditunggu para "fans" beratnya yang histeris rebutan tahinya yang konon mengandung berkah.
Heran, kalo yang namanya bule kok mesti dipuji dan dipuja ya⁉️ Dari orangnya, pemikirannya, budayanya, bahkan sampai kepada kebonya pun dielu2kan, bahkan kotorannya pun jadi rebutan.
Bener2 bulemania.
Contoh lagi :
◾Di satu daerah di tlatah Wonogiri, terdapat sebuah goa wingit yang saat malam 1 Suro, ribuan manusia pun berjejal buat ngalap berkah disitu.
◾Di Gunung Lawu, ribuan manusia meramaikan lereng gunung Lawu ketika 1 Suro, buat ngalap berkah di satu sendang yang dianggap keramat..
◾Di Gunung kawi bahkan lebih parah, banyak yg thawaf mengelilingi kuburan yg dianggap kuburane seorang shalih. Naudzubillah.
◾Di Banyuwangi gak kalah rusak, bulan Suro pun diramaikan dengan berbagai macem ritual ala jahiliyah, di sepanjang pantai selatan dan timur jawa, mulai pantai Lampon sampai Muncar, sampai pantai Blimbing Sari dan terus ke utara, diadakanlah ritual Petik Laut dan Larung Sesaji. Mulai nasi tumpeng raksasa sampai kepala kebo dihanyutkan kelautan sebagai sesajen, yang konon agar hasil laut melimpah dan nelayannya pun tetap aman dan selamat.
Dan masih banyak lagi di tempat2 lainnya yang terdapat para manusia yang dho ngalap berkah, minta ini itu pada jenazah, baik secara langsung ataupun sekedar menjadikannya perantara permintaannya. Ini nyata disekitar kita, bisa langsung sampeyan buktikan, coba pas malam 1 Suro sampeyan check sendiri di kuburan2 keramat dimanapun berada di negri gemah ripah loh jinawi ini.
Pokoknya, yang namanya demit, jin kiprit, setan alas kobar, danyang, tuyul, banaspati, dan segala makhluk alien dari negeri tahayul lainnya, malam itu berpesta pora merayakan malam tahun Baru Islam dengan dipuja2 oleh sebagian muslimin yg konon ngaku bertauhid‼️
Kita menyampaikan bbrp contoh diatas bukan sebagai olok2, tapi dimaksudkan agar semua tau bahwa ritual2 tsb adalah salah, baik ditimbang dari sisi akal sehat apalagi syari'at, yang dengannya semoga masyarakat yang masih gemar melakukannya segera meninggalkannya.
_
Mungkin yang menjadi pertanyaan bagi kita yang "selamat" dari ikut2an ritual2 tsb, kenapa hal2 tsb bisa sampai terjadi di masyarakat (⁉️)
Kok bisa sampe segitu parah⁉️
Apa yang terjadi di masyarakat❓❓
Konon, dikarekan adanya sebuah teori konspirasi, tapi ini hanya teori lho ya, yang bisa benar juga bisa salahπ
Konon, ada upaya mentahayulkan semua unsur yang bernapaskan islam, sehingga nantinya Islam itu identik dengan dunia perdemitan yang hung liwang-liwung tsb..
◾Satu misal, ritual perawatan jenasah dlm Islam adalah dengan kain kafan/pocong. Maka dibuatlah mitos2 ttg hantu pocong, yang tujuannya utk mendiskreditkan tatacara perawatan jenasah tsb, ini hanya teori lho ya π
Terlepas dari apa penyebab utamanya, yang jelas memang banyak dikalangan masyarakat yang masih salah dalam memahami Islam, ajaran Islam yg memerintahkan umatnya utk beriman pd hal yg ghaib telah diselewengkan, dan sebenernya benihnya dari umat Islam sendiri, unsur diluar Islam hanya menyuburkan saja. Wallaahu a'lam.
Banyak yang memahami dan meyakini perkara ghaib sebagai "klenik", ini genah ngawur. Klenik itu takhayul, takhayul itu khayal, khayal itu fiktif, fiktif itu bukan fakta, gak pantas diyakini‼️
Sementara hal yang ghaib yang harus diimani itu nyata, riil, dan keberadaannya pasti. Masalahnya, banyak yang bahkan gak mampu membedakan mana yang fiktif dan mana yang riil.
Satu contoh lagi :
◾Pentahayulan ngawur lainnya adalah mitos malam Jum’at. Jum’at adalah sayidul ayyam. Rajanya hari, hari beribadahnya umat islam. Ha kok malah diwarnai dengan cerita2 horor ra nggenah‼️
Ada yang bilang Jum'at kliwon itu malam angker, Jum'at legi apalagi, dan keyakinan2 rusak lainnya.
Herannya, banyak umat Islam ngemplok bulet2 hal itu tanpa dicerna, seakan ya memang begitulah keadaan dan kebenarannya.
◾Bahkan, kebodohan yang sudah masuk kategori murokab itu seringkali malah didukung dg kata2 :
“Itulah tradisi adiluhung yang harus kita lestarikan, karena merupakan warisan peninggalan mbah moyang yang berharga”
◾Dan memang, di era modern sperti ini, justru tradisi kurafat malah jadi aset, bisa dijadikan bisinis meraup dolar. Maka dibangkitkanlah kejahilan2 yg sudah terpendam, dimunculkan ke permukaan demi menarik doku dari sakunya turis nudis yang royal dollar. Dengan bangganya si anak pribumi bilang :
“This is our budaya leluhur Mister”
◾Di saat bangsanya si bule bangun dari terlelapnya di dunia gelap mereka, bangsa ini malah banyak yang kembali terlelap di dunia gelap jahiliyah yg penuh tahayul. Si bule sudah asyik ngelus2 rudal nuklir, si kurafat wal tahayul masih asyik njamasi pusaka Keris kyai Gemblung, dimandiin, dikasih minyak wangi, dikasih kembang sak taman, takut si keris ngamuk kalo gak dimandiin.
◾Si bule telah menjelajah dan menjajah muka bumi, si tahayul masih asyik "nyungsep" dan sujud di kuburan, nyuri kafan, maling iket pocong, dan tingkah laku primitip lainnya.
Yang gak kalah miris, di saat para bule bersatu dalam Uni Bule, si tahayul bin pecinta khurafat justru berpecah belah dalam puluhan bahkan ratusan aliran, sekte, kelompok, dll.. Sembari nunggu2 ratu adil, satrio piningit, titisan Bung Karno, titisan Nyi Blorong, dan tokoh khayal lainnya, sambil komat-kamit berharap semoga keadaan berubah mak grembyang dengan hanya duduk2 menanti kehadiran mereka.
Subhanallaah.. Memang, tahayul, khurafat, klenik, dst itu, selain bisa menjatuhkan pelakunya pada dosa syirik yang tak terampuni, juga akan selalu menyedihkan dan membodohkan. Kebodohan adalah mangsa bagi si pinter. Dan selama umat Islam masih berkutat dg kurafat wal tahayul dan syirik berkedok iman pada yang ghaib ini, maka mereka hanya akan menjadi santapan empuk bagi pemangsanya.
Semoga kita semua dijauhkan dari kebodohan syirik dan kurafat.
Hanya pada Allaah kita memohon petunjuk.
Wallahu Ta'ala A'lam bish showaab.
[Abu Khansa]
Komentar
Posting Komentar