Gugusan Bintang dan Pintu Langit


 Gugusan Bintang dan Pintu Langit 


Antara Qur'an dan NASA 



Sesungguhnya di langit itu terdapat talang-talang air dan pintu-pintu nya. Ini bukan khayalan, bukan cerita dongeng, bukan pula teori yang mengada-ada, ini adalah kabar yang benar dari Allah Azza wa Jalla. 


Allah berfirman tentang kisah banjir di zaman Nabi Nuh alaihi salam :


فَفَتَحْنَا أَبْوَابَ السَّمَاءِ بِمَاءٍ مُنْهَمِرٍ


“Maka kami bukakan pintu-pintu langit dengan (menurunkan) air yang tercurah.” [QS. Al Qomar: 11]


Ibnu Katsir berkata :


****

As-Suddi mengatakan bahwa makna munhammir ialah air yang banyak sekali.


wa fajjarnal ardho uyuunan (dan Kami jadikan bumi memancarkan mata air)


Artinya, Kami memancarkan air dari seluruh muka bumi ; hingga tempat-tempat pembakaran roti pun Kami pancarkan air darinya, padahal sumber api dari situ. Maka dengan kekuasaan Kami, Kami pancarkan mata.air-mata air darinya pula.


maka bertemulah air-air itu (QS. Al Qomar : 12). Yakni air dari langit dan dari bumi bertemu.”


Ibnu Juraij telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman Allah Subhanahu wa Ta'ala : Maka Kami bukakan pintu-pintu langit dengan (menurunkan) air yang tercurah. (Al-Qamar: 11) Yakni yang banyak sekali, yang sebelum itu langit tidak pernah menurunkan airnya dan tidak pula sesudahnya melainkan hanya dari awan. Semua pintu langit dibuka dengan menurunkan air tanpa melalui awan yang ada di hari itu. Maka bertemulah kedua air tersebut untuk suatu urusan yang telah ditetapkan.


Ibnu Abu Hatim mengatakan bahwa Ibnul Kawa pernah bertanya kepada Ali tentang al-majrah, yakni gugusan bintang-bintang di langit. Maka Ali menjawab bahwa itu adalah talang-talang langit yang darinya semua pintu langit dibuka untuk menurunkan air yang tercurah.


****

[selesai penjelasan Ibnu Katsir tentang ayat tersebut (Tafsir Ibnu Katsir)] 


_


Dari sini kita faham bahwa :


◾Di atas langit ada sumber air selain awan

◾Di langit ada talang-talang air 

◾Di langit ada pintu-pintu nya 

◾Air bah pada banjir Nabi Nuh berasal dari 2 sumber air, dari langit dan dari bumi


Dari sini juga kita harusnya paham bahwa propaganda NASA dan mainstream science tentang teori heliosentris sangatlah bertentangan dengan keterangan dalam Qur'an. 


Heliosentris tidak mengenal langit sebagaimana mestinya. Langit dalam teori heliosentris adalah ruang hampa khayalan yang terus mengembang yang tiada artinya. Bumi ini menurut teori heliosentris dan sains modern hanyalah benda langit kecil yang berputar melayang-layang ditengah belantara jutaan benda langit lainnya. Bumi hanyalah setitik debu dalam debu jagad raya.


Gugusan bintang-bintang pun hanyalah sekumpulan bintang tiada artinya dalam sains modern. Bagi mereka, tentu saja gugusan tidak mungkin berfungsi sebagai talang-talang langit yang darinya pintu-pintu langit dibuka untuk mencurahkan air. 


◾Jangan tanya soal darimana air dalam banjir Nabi Nuh pada sains modern


◾Jangan tanya soal pintu-pintu langit pada NASA 


◾Jangan tanya soal samudra diatas langit pada mereka 


◾Jangan tanya soal Baitul Makmur 


◾Jangan tanya tentang langit yang kelak pecah dan bintang-bintang jatuh berserakan 


Apapun penjelasan mereka pasti akan semakin jauh dari Qur'an dan Sunnah. 


Bisa jadi, NASA dan para saintis yang kebanyakan non muslim tsb bahkan tidak mengimani keberadaan talang-talang langit, pintu-pintu langit, Baitul Makmur, dst tsb.. Anehnya, banyak diantara orang yang mengaku muslim justru membela dan meyakini mereka benar hanya karena bagi mereka NASA lebih sesuai dengan dengan logika mereka. 


Laa hawla wa laa quwwata illa billaah.. 


Pertanyaan ini akan selalu ada : Mana yang benar, Al Quran atau NASA ❓❓


◾Meyakini Al Qur'an adalah yang benar tentu ini yang selamat, karena sebenar-benar perkataan adalah Kitabullah.


◾Sebaliknya, menganggap NASA dan para saintis-nya yang benar sama saja menganggap Qur'an salah, ini musibah ‼️


◾Menganggap semuanya benar juga tidak mungkin, dua pendapat yang saling bertentangan tidak mungkin sama-sama benar.


◾Menganggap keduanya tidak ada hubungannya jelas lebih ngawur, ini pemikiran kaum sekuler yang menganggap agama tidak ada kaitannya dengan sains. Dalam Islam, bahkan burung terbang yang mengepakkan sayapnya saja susah dijelaskan ilmunya, apalagi tentang perkara sebesar ini.


Semoga Allah teguhkan hati kita semua pada Qur'an dan Sunnah 



[Research flat earth MODE-ON] 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hukum Tahlilan

Sejarah Tahlilan di Nusantara